Pencuri Unta Rasulullah saw
Suatu ketika seorang muslimah bernama Salamah berjalan menuju ke Madinah melewati hutan-hutan yang tak sebegitu lebat. Lalu setelah Salamah berada di puncak hutan itu, ia ditemui oleh seorang laki-laki yang gagah dan tampan bernama Abdur Rahman bin Auf. Mereka berdua tidak berani bertatap muka dengan berdiam diri karena sudah di sabdakan oleh Rasulullah saw bahwa ‘jika sepasang umat berada di suatu tempat tanpa ada seorang sekali pun, sungguh mereka sedang bertiga. Dimana salah satu dari mereka adalah setan’. Pemuda itu berkata:
“Ada apa denganmu?”
“Unta perah Rasulullah saw dicuri orang.” Jawab Salamah dengan gugup.
“Siapakah yang mencuri?”
“Gatafan dan Fazarah”
Namun entah mengapa Salamah lalu berteriak dengan keras seraya suaranya didengar antara dua bukit yang ada di Madinah ‘tolong, tolong’ Lalu ia pun berlari secepat mungkin dan akhirnya bertemulah Salamah dengan pencuri unta Rasulullah saw itu. Salamah membusungkan dadanya dan dipersiapkan busurnya untuk memanah para pencuri itu. Salamah mengatakan:
“Aku adalah anak Akwa’ dan hari ini adalah hari binasa bagi pencuri”
Dan Salamah pun merebut unta milik Rasulullah saw itu sebelum susu dari unta tersebut mereka minum. Tanpa ada perlawanan, pencuri itu berjalan meninggalkan Salamah dan Salamah pun pulang menemui Rasulullah saw. Setelah tiba di rumah Rasulullah saw, Salamah berkata:
“Wahai Rasulullah, sesungguhnya kaum itu kehausan dan aku mendahului mereka dari tempat minum mereka, maka utuslah orang untuk mengikuti jejak mereka”
“Wahai anak Akwa’, kamu mampu, dan berbuat baiklah kamu, sesungguhnya kaum itu akan menjadi tamu kaumnya” Sabda Rasulullah saw.
NB: Kisah ini dikembangkan dari Samudera Pilihan Hadits ‘SHOHIH BUKHORI’ [bukan judul buku]
0 komentar:
Posting Komentar